Manajemen risiko sangat penting bagi kelangsungan suatu usaha atau kegiatan. Jika terjadi suatu bencana, seperti kebakaran atau kerusakan, perusahaan akan mengalami kerugian yang sangat besar, yang dapat menghambat, mengganggu bahkan menghancurkan kelangsungan usaha atau kegiatan operasi.
Manajemen risiko merupakan alat untuk melindungi perusahaan dari setiap kemungkinan yang merugikan.
Dalam aspek K3 kerugian berasal dari kejadian yang tidak diinginkan yang timbul dari aktivitas organisasi. Tanpa menerapkan manajemen risiko perusahaan dihadapkan dengan ketidakpastian. Manajemen tidak mengetahui apa saja bahaya yang dapat terjadi dalam organisasi atau perusahaannya sehingga tidak dapat mempersiapkan diri untuk menghadapinya.
- Manajemen tidak cukup melakukan langkah-langkah pengaman yang memadai sehingga peluang terjadinya bencana semakin besar.
- Dengan melaksanakan manajemen risiko diperoleh berbagai manfaat antara lain :
- Menjamin kelangsungan usaha dengan mengurangi risiko dari setiap kegiatan yang mengandung bahaya.
- Menekan biaya untuk penanggulangan kejadian yang tidak diinginkan.
- Menimbulkan rasa aman dikalangan pemegang saham mengenai kelangsungan dan keamanan investasinya.
- Meningkatkan pemahaman dan kesadaran mengenai risiko operasi bagi setiap unsur dalam organisasi/perusahaan.
- Memenuhi persyaratan perundangan yang berlaku.
Namun demikian, masalah risiko khususnya yang berkaitan dengan K3 seringkali diabaikan oleh manajemen. Mengapa? Karena bencana atau kejadian yang tidak diinginkan baik dalam bentuk kecelakaan, kebakaran atau pencemaran belum pasti akan terjadi dan penuh dengan ketidakpastian.
Dalam mengambil suatu keputusan atau tindakan, seorang akan melihat dari dua sisi. Pertama adalah tingkat kepentingannya (urgency) dan yang kedua adalah manfaat atau dampak yang timbul apakah bersifat segera (immediately) atau masih belum pasti. Hal ini digambarkan dalam bentuk kuadran seperti tampak pada gambar berikut ini.
Ada suatu hal yang dianggap sangat penting dan urgent, namun dampaknya tidak dirasakan segera akan berada di kuadran II. Sebagai contoh mengenai kebiasaan merokok. Setiap perokok mengetahui bahaya merokok, karena tercantum dalam setiap bungkus rokok. Merokok dapat mengakibatkan penyakit jantung, merusak janin, menimbulkan impotensi dan lainnya. Mengapa orang masih merokok? Karena dampak merokok tidak dirasakan hari ini, besok atau lusa, tetapi mungkin bertahun kemudian. Dampak merokok tidak segera dirasakan, sehingga manusia cenderung mengabaikannya dan bersedia mengambil risiko untuk terus merokok. Merokok terletak pada kuadran II, artinya bernilai penting namun dampaknya tidak segera sehingga cenderung diabaikan. Berbeda dengan kerusakan mesin pada suatu pabrik. Masalah ini dinilai sangat penting karena dapat mengganggu proses produki, dan dampaknya dirasakan segera. Kerusakan mesin berada pada kuadran IV. Karena itu, manajemen akan melakukan segala daya upaya untuk mengatasi kerusakan mesin dan menempatkannya pada prioritas utama. Akan tetapi risiko K3 berbeda.
Semua pihak mulai dari pekerja rendah sampai manajemen tertinggi akan sependapat bahwa aspek k3 sangat penting sehingga timbul slogan Utamakan Keselamatan atau safety first. Namun kenyataannya sangat berbeda. Manajemen masih bisa menunda menyediakan alat keselamatan, dan mungkin lebih mengutamakan membeli mesin baru atau menambah fasilitas produksi. Kecelakaan belum tentu akan terjadi. Karena itu segala upaya K3 seperti pelatihan, penyediaan alat keselamatan atau pemasangan rambu, sekalipun dinilai penting namun karena dampaknya tidak segera, maka pelaksanaannya masih dapat ditunda tahun depan atau jika anggaran telah tersedia. Aspek K3 berada pada kuadran II seperti halnya dengan merokok.
sumber tulisan : Pedoman Praktis Manajemen Risiko K3, Soehatman Ramli, Dian Rakyat